Materi dan Contoh Soal Teks Hikayat Kelas 10 SMA

Teks Hikayat adalah salah satu materi yang terdapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kelas X SMA, SMK, MA, dan sederajat. Teks Hikayat diajarkan setelah menyelesaikan pembahasan tentang Teks Anekdot.

Materi dan Contoh Soal Teks Hikayat Kelas 10 SMA

Pengertian Teks Hikayat

Teks Hikayat adalah adalah teks sastra berbentuk prosa dari Melayu yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungannya. 

Hikayat berguna sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Contoh hikayat antara lain yaitu “Hang Tuah”, “Perang Palembang”, dan “Seribu Satu Malam”.

Jika anda tidak memahami bahasa Melayu klasik, tentu agak kebingungan dan merasa aneh karena Teks Hikayat kebanyakan ditulis dengan bahasa Melayu klasik.

Budaya dan Bahasa Indonesia jika dirunut sejarahnya memiliki akar dengan budaya dan bahasa Melayu. 

Maka tidaklah heran jika bahasa Indonesia dalam sebagian kata-kata dan tata bahasanya mirip dengan negara melayu lain seperti misalnya Malaysia.

Karakteristik Teks Hikayat

Memahami karakteristik Teks Hikayat sangat penting agar bisa membedakan dengan teks-teks yang lainnya. Berikut adalah karakteristiknya:

Kemustahilan

  • Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak dapat diterima nalar. Contohnya seperti bayi lahir disertai pedang dan panah. Kemudian contoh lainnya yaitu seorang putri yang keluar dari gendang.

Kesaktian

  • Tokoh dalam hikayat sering kali diceritakan memiliki kesaktian tertentu dimana para tokohnya diceritakan sebagai sosok yang memiliki kesaktian yang hebat.

Anonim

  • Anonim maksudnya tidak diketahui secara jelas nama pengarang atau yang menceritakan dari hikayat tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak ada nama penulis yang jelas dalam hikayat tersebut dan cerita yang ditulis dalam hikayat pun disampaikan dari mulut ke mulut.

Istanasentris

  • Istanasentris yaitu bertema dan berlatar kerajaan. Tokoh-tokoh yang diceritakan dalam hikayat biasanya adalah raja, anak raja, atau prajurit. Selain itu, latar tempat yang digunakan adalah suatu negeri yang dipimpin oleh raja, atau istana dalam suatu kerajaan.

Arkais

  • Arkais yaitu menggunakan bahasa yang sudah lampau. Bahasa yang digunakan dalam hikayat sudah jarang dipakai atau tidak lazim digunakan dalam komunikasi masa kini. Contohnya seperti hatta, titah, upeti, dan bejana.

Nilai-Nilai Dalam Teks Hikayat

Ketika membaca Teks Hikayat, kalian akan menemukan nilai-nilai yang terkandung dan memberikan pesan bagi kalian yang membacanya. Nilai-nilai Teks Hikayat tersebut antara lain:

Nilai Agama

  • Nilai agama adalah nilai yang berhubungan dengan urusan spiritual terutama hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Teks ini bisa mengandung pesan atau amanat yang membuat kalian belajar dan mendapatkan inspirasi untuk semakin dekat dengan Penciptanya dalam kehidupan di dunia. 

Nilai Sosial

  • Nilai sosial adalah nilai yang berhubungan dengan urusan manusia dengan urusan sesamanya. Di dalam teks hikayat, kerap kali muncul pesan-pesan yang mebantu membangun hubungan baik antar sesama manusia. Seperti mengajarkan saling membantu, tolong menolong, empati, berhubungan tanpa melihat status, dan lain sebagainya.

Nilai Budaya

  • Nilai budaya adalah nilai yang berhubungan dengan pesan-pesan tentang kebiasaan atau aturan yang mengakar di tengah-tengah masyarakat. Mungkin saja nilai ini ada dalam teks cerita rakyat, karena memang teks ini banyak mengangkat unsur-unsur budaya.

Nilai Moral

  • Nilai moral adalah nilai yang yang berhubungan dengan mental, karakter, atau sikap yang ideal untuk dipupuk serta dimiliki oleh manusia, sehingga kehidupannya menjadi lebih baik. Dengan membaca hikayat, memungkinkan juga kalian untuk mendapatkan pesan-pesan yang mampu memperbaiki moral kalian dalam kehidupan.

Nilai Edukasi

  • Nilai edukasi adalah nilai pendidikan, yang berhubungan dengan peningkatan kualitas keilmuan, pengetahuan, wawasan, juga pemahaman. Sebagian teks hikayat juga ada yang mengandung hal-hal yang edukatif dan bisa meningkatkan kualitas pendidikan orang yang membacanya.

Unsur Kebahasaan Teks Hikayat

Unsur kebahasaan teks hikayat memiliki ciri yang khas, kalian perlu memahaminya agar menjadi semakin jelas pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan teks hikayat. Unsur atau kaidah kebahasaan tersebut antara lain:

Penggunaan Majas

  • Penggunaan majas dalam tek hikayat memiliki fungsi untuk membuat cerita yang ada dalam teks ini menjadi lebih menarik apabila dibandingkan dengan bahasa yang lugas dan kaku.  Majas yang biasanya sering ditemukan dalam teks ini antara lain majas antonomasia, metafora, hiperbola, personifikasi, simile, serta majas perbandingan.

Penggunaan Konjungsi

  • Konjungsi adalah kata hubung. Selain dalam teks hikayat, penggunaan konjungsi juga biasanya dilakukan dalam teks-teks dengan genre cerita lain seperti misalnya teks Cerpen. Konjungsi yang biasa ada di dalam teks ini adalah konjungsi yang menyatakan urutan waktu. Seperti kata hubung setelah, kemudian, setelah itu, lalu, dan sebagainya.

Contoh Soal Teks Hikayat Kelas 10 SMA

Contoh soal teks hikayat kelas 10 sma ini dapat membantu siswa memahami materi teks hikayat dengan lebih baik. Dengan mengerjakan contoh soal teks hikayat kelas 10 sma ini, siswa dapat melatih pemahamannya tentang unsur-unsur teks hikayat, seperti tema, latar, tokoh, alur, dan amanat.

Contoh Soal Teks Hikayat Kelas 10 SMA ini terdiri dari 40 soal pilihan ganda dengan kunci jawabannya

1. apa yang dimaksud dengan Hikayat?

A. cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang di dalam masyarakat.

B. jenis karya sastra berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang menceritakan/menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh suatu tokoh secara ringkas.

C. bentuk karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan penyusun bait dan baris dengan pemilihan kata yang indah.

D. suatu bentuk karya sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu lama yang berisikan tentang cerita, kisah, dan dongeng.

2. Di bawah ini yang termasuk ciri-ciri Hikayat adalah?

A. Istana sentris

B. Bersifat modern

C. Diketahui pengarangnya

D. Antonim

3. Berikut ini yang bukan merupakan contoh hikayat adalah …

A. Sri Rama

B. Si Miskin

C. Indera Bangsawan

D. Laskar Pelangi

4. Kata arkais adalah ….

A. Kata populer saat ini

B. Kata baku yang resmi

C. Kata sulit yang tidak dimengerti

D. Kata unik yang baru muncul

E. Kata yang sudah jarang digunakan

5. Watuwe lalu mengingatkan agar Towjatuwa dan keturunannya tidak membunuh dan memakan daging buaya. Apabila larangan itu dilanggar maka Towjatuwa dan keturunannya akan mati. Sejak saat itu Towjatuwa dan anak keturunannya berjanji untuk melindungi bintang yang berada di sekitar sungai Tami dari para pemburu.

Pesan Moral yang terdapat pada cerita tersebut adalah…

A. Harusnya orang makan daging

B. Pentingnya menepati janji

C. Harus menghormati orang lain

D. kita harus pandai membahagiakan orang lain

E. Hendaknya memilih keluarga yang bisa memberikan keturunan

6. Kata yang bermakna tonjolan kecil dan bundar dalam kata arkais yaitu. . .

A. Cembul

B. selat

C. Comel

D. Cumel

E. selit

7. Syahdan, maka adalah raja di dalam negeri itu telah kembali ke rahmatullah. Maka ia pun tiada beranak seorang jua pun. Maka segala menteri dan hulubalangnya dan orang-orang besar dan orang-orang membicarakan, siapa juga yang patut dijadikan raja menggantikan raja yang telah kembali ke rahmatullah itu. Maka di dalam antara menteri yang banyak itu ada seorang menteri yang tua daripada tuan hamba sekalian itu. Maka ia pun berkata, katanya: “Adapun hamba ini tua daripada tuan hamba sekalian itu. Jikalau ada gerangan bicara, mengapa segala saudaraku ini tiada hendak berkata?”

Isi kutipan tersebut menceritakan tentang…

A. Masyarakat sedang berduka atas kematian rajanya.

B. Orang tua diberi hak berbicara dalam setiap pertemuan.

C. Seorang raja telah meninggal dan tidak memiliki anak.

D. Para menteri dan orang besar melakukan musyawarah pemilihan raja.

E. Hak orang berpendapat untuk memecahkan masalah dalam suatu musyawarah.

8. Syahdan, maka adalah raja di dalam negeri itu telah kembali ke rahmatullah. Maka ia pun tiada beranak seorang jua pun. Maka segala menteri dan hulubalangnya dan orang-orang besar dan orang-orang membicarakan, siapa juga yang patut dijadikan raja menggantikan raja yang telah kembali ke rahmatullah itu. Maka di dalam antara menteri yang banyak itu ada seorang menteri yang tua daripada tuan hamba sekalian itu. Maka ia pun berkata, katanya: “Adapun hamba ini tua daripada tuan hamba sekalian itu. Jikalau ada gerangan bicara, mengapa segala saudaraku ini tiada hendak berkata?”

Amanat yang terkandung dalam kutipan berikut adalah…

A. Setiap manusia pasti akan meninggal dunia, sekalipun seorang raja.

B. Sebaiknya seorang raja memiliki keturunan agar ada yang meneruskan kekuasaannya.

C. Segala sesuatu harus diputuskan secara musyawarah mufakat.

D. Dalam sebuah musyawarah hendaknya meminta pendapat semua anggota yang hadir.

E. Orang yang muda diberi kesempatan menyampaikan gagasannya.

9. Diambilnya pisau, lalu ditorehnya gendang itu. Maka Putri Ratna Sari keluar dari gendang itu.

Karakteristik hikayat pada penggalan teks di atas yaitu…

A. Disebarluaskan secara lisan

B. Statis

C. Kesaktian

D. Anonim

E. Istana sentris

10. Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya.

Kata arkais yang berwarna merah pada penggalan hikayat di atas memiliki makna…

A. Diusir

B. Diminta

C. Diperintah

D. Diizinkan

E. Diharapkan

11. Hikayat termasuk jenis?

A. Strata

B. Sastra

C. Satra

D. Sara

12. Unsur instrinsik hikayat adalah

A. Tema, Alur, Nilai

B. Nilai, Tokoh, Latar

C. Latar, Amanat, Tema

D. Amanat, Isi, Koda

13. Kaidah kebahasaan hikayat

A. Arkatras

B. Arkais

C. Arkritus

D. Arkasis

14. tokoh dalam teks hikayat biasanya memiliki

A. Kekurangan

B. Kegalauan

C. Kesaktian

D. Kesetiaan

15. Bagaimana kepengarangan pada hikayat?

A. Tertulis jelas

B. Nama asli

C. Tidak bernama

D. Nama pena

16. Kata hatta dalam bahasa Melayu memiliki arti

A. Harta

B. Marga

C. Hak

D. Maka

17. Ferguso memang buaya darat sejati yang tak tahu malu. Mentang-mentang kaya.

mana yang merupakan kata bermajas?

A. Kaya raya

B. Buaya darat

C. Mentang-mentang

D. Tak tahu malu

18. Yang bukan nilai-nilai dalam hikayat ialah

A. Nilai moral

B. Nilai sosial

C. Nilai agama

D. Nilai ujaran

19. Latar tempat hikayat Indera Bangsawan adalah

A. Istana, hutan, gua

B. Gua, istana, pantai

C. Tebing, gua, istana

D. Gua, desa, kerajaan

20. hal yang menunjukan ciri khas hikayat adalah

A. Raksasa memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud dan kuda hijau mengalahkan Buraksa.

B. Indera Bangsawan dan Syah Peri adalah anak Raja yang berpetualang di tengah hutan

C. Tuan putri terkesan dengan kecakapan Indera Bangsawan dan memberinya hadiah

D. Syah Peri berpisah dengan saudaranya dan mecarinya kemana-mana

21. Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu.

Sumber teks: Buku Kesusastraan Melayu Klasik

Kata-kata arkais yang ditemukan pada teks diatas adalah…

A. Upeti dan hatta

B. Upeti, hatta, dan nujum

C. Raja, elok, dan nujum

D. Elok dan nujum

E. Upeti, putri, dan nujum

22.  Diambilnya pisau, lalu ditorehnya gendang itu. Maka Putri Ratna Sari keluar dari gendang itu.

Sumber teks: Kesusastraan Melayu Klasik dengan penyesuaian

Karakteristik hikayat pada penggalan teks di atas yaitu…

A. Kemustahilan

B. Kesaktian

C. Istana sentris

D. Anonim

E. Bahasa

23. Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si bungkuk air itu dalam.

Kata yang digaris bawahi pada penggalan hikayat di atas menggunakan majas…

A. Antonomasia

B. Alegori

C. Perumpamaan

D. Simile

E. Metafora

24. Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, “Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benarya?”

Konjungsi yang menyatakan urutan waktu atau peristiwa pada penggalan hikayat di atas adalah…

A. Kemudian

B. Lalu

C. Maka

D. Setelah itu

E. Selanjutnya

25. Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman. “Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin.” kata Baginda Raja memulai pembicaraan.

“Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil.” tanya Abu Nawas.

“Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya.” kata Baginda.

Majas yang digunakan pada penggalan hikayat di atas adalah…

A. Metafora

B. Alegori

C. Antonomasia

D. Personifikasi

E. Simile

26. Adalah sebuah kolam yang amat elok. Di tepi kolam itu adalah dua ekor burung diam. Kedua burung itupun bersahabat dengan seekor kura-kura. Maka beberapa lamanya dengan hal yang demikian itu datanglah kemarau. Maka air kolam itu keringlah.maka berkatalah burung itu kepada sahabatnya kura-kura itu.”Hai sahabatku. Apakah hal kami sekarang karena air kolam ini telah keringlah. Baikla kami berpindah kepada kolam yang lain supaya dapat kami mencari makan di sana. Tetapi susah kami meninggalkan tuan hamba di sini. Sebab itu biarlah kami bawa tuan hamba dan kami lepaskan kepada tempat berair supaya senang hati kami. Hendakpun kami menerbangkan tuan hamba tiada boleh karena kulit tuan hamba itu terlalu keras, tiada dapat kami pagut. Akan tetapi adalah suatu bicara kami, kami bawa suatu kayu tuan hamba gigitlah pada sama tengah kayu itu. Maka kami terbangkan seorang suatu penjuru. Tetapi jangan tuan hamba bukakan mulut dari pada kayu itu.

Maka sahut kura-kura,”Baiklah, mana kata tuan hamba hemba turutlah.”

Maka dibawalah oleh burung itu sepotong kayu, maka digigitlah oleh kura-kura itu maka oleh burung itu diterbangkanlah seorang suatu penjuru. Setelah sampai burung itu terbang ke atas kampung orang maka heranlah segala orang melihat hal itu, kura-kura terbang di tengah-tengah dan dua ekor burung pada kiri kanannya. Maka sekalian orang itu pun bersoraklah serta menepuk-nepuk tangannya. Apabila didengar kura-kura akan bunyi orang riuh rendah, maka katanya kura-kura, “Apa sebabnya maka orang itu semuanya bersorak?” Demi dibukanya mulutnya, maka jatuhlah ia ke bumi lalu mati. (Penjedar Sastra, Dr.C. Hooykaas)

Karakteristik sastra Melayu Klasik yang paling dominan dalam hikayat di atas adalah … .

A. Tema

B. Latar

C. Sudut pandang

D. Tokoh

E. Alur

27. Adalah sebuah kolam yang amat elok. Di tepi kolam itu adalah dua ekor burung diam. Kedua burung itupun bersahabat dengan seekor kura-kura. Maka beberapa lamanya dengan hal yang demikian itu datanglah kemarau. Maka air kolam itu keringlah.maka berkatalah burung itu kepada sahabatnya kura-kura itu.”Hai sahabatku. Apakah hal kami sekarang karena air kolam ini telah keringlah. Baikla kami berpindah kepada kolam yang lain supaya dapat kami mencari makan di sana. Tetapi susah kami meninggalkan tuan hamba di sini. Sebab itu biarlah kami bawa tuan hamba dan kami lepaskan kepada tempat berair supaya senang hati kami. Hendakpun kami menerbangkan tuan hamba tiada boleh karena kulit tuan hamba itu terlalu keras, tiada dapat kami pagut. Akan tetapi adalah suatu bicara kami, kami bawa suatu kayu tuan hamba gigitlah pada sama tengah kayu itu. Maka kami terbangkan seorang suatu penjuru. Tetapi jangan tuan hamba bukakan mulut dari pada kayu itu.

Maka sahut kura-kura,”Baiklah, mana kata tuan hamba hemba turutlah.”

Maka dibawalah oleh burung itu sepotong kayu, maka digigitlah oleh kura-kura itu maka oleh burung itu diterbangkanlah seorang suatu penjuru. Setelah sampai burung itu terbang ke atas kampung orang maka heranlah segala orang melihat hal itu, kura-kura terbang di tengah-tengah dan dua ekor burung pada kiri kanannya. Maka sekalian orang itu pun bersoraklah serta menepuk-nepuk tangannya. Apabila didengar kura-kura akan bunyi orang riuh rendah, maka katanya kura-kura, “Apa sebabnya maka orang itu semuanya bersorak?” Demi dibukanya mulutnya, maka jatuhlah ia ke bumi lalu mati. (Penjedar Sastra, Dr.C. Hooykaas)

Hal utama yang diceritakan dalam hikayat di atas adalah … .

A. Dua ekor burung yang berbuat baik kepada seekor kura-kura

B. Kura-kura yang celaka akibat tidak patuh pada kesepakatan

C. Kecerdikan dua ekor burung dalam memindahkan kura-kura

D. Kekaguman orang-orang kepada kura-kura yang diterbangkan dua ekor burung

E. Persahabatan antara burang dan kura-kura

28. Adalah sebuah kolam yang amat elok. Di tepi kolam itu adalah dua ekor burung diam. Kedua burung itupun bersahabat dengan seekor kura-kura. Maka beberapa lamanya dengan hal yang demikian itu datanglah kemarau. Maka air kolam itu keringlah.maka berkatalah burung itu kepada sahabatnya kura-kura itu.”Hai sahabatku. Apakah hal kami sekarang karena air kolam ini telah keringlah. Baikla kami berpindah kepada kolam yang lain supaya dapat kami mencari makan di sana. Tetapi susah kami meninggalkan tuan hamba di sini. Sebab itu biarlah kami bawa tuan hamba dan kami lepaskan kepada tempat berair supaya senang hati kami. Hendakpun kami menerbangkan tuan hamba tiada boleh karena kulit tuan hamba itu terlalu keras, tiada dapat kami pagut. Akan tetapi adalah suatu bicara kami, kami bawa suatu kayu tuan hamba gigitlah pada sama tengah kayu itu. Maka kami terbangkan seorang suatu penjuru. Tetapi jangan tuan hamba bukakan mulut dari pada kayu itu.

Maka sahut kura-kura,”Baiklah, mana kata tuan hamba hemba turutlah.”

Maka dibawalah oleh burung itu sepotong kayu, maka digigitlah oleh kura-kura itu maka oleh burung itu diterbangkanlah seorang suatu penjuru. Setelah sampai burung itu terbang ke atas kampung orang maka heranlah segala orang melihat hal itu, kura-kura terbang di tengah-tengah dan dua ekor burung pada kiri kanannya. Maka sekalian orang itu pun bersoraklah serta menepuk-nepuk tangannya. Apabila didengar kura-kura akan bunyi orang riuh rendah, maka katanya kura-kura, “Apa sebabnya maka orang itu semuanya bersorak?” Demi dibukanya mulutnya, maka jatuhlah ia ke bumi lalu mati. (Penjedar Sastra, Dr.C. Hooykaas)

Nilai moral yang terdapat dalam hikayat di atas adalah … .

A. Saling menolong terutama pada musim kemarau

B. Menjalin kerja sama merupakan kunci dari persahabatan

C. Mencari siasat dalam melakukan suatu pekerjaan

D. Manjalin persahabatan dengan siapa pun.

E. Pentingnya menaati kesepakatan agar tidak celaka

29. Ketika tubuhnya digerogoti penyakit dengan enteng orang miskin itu melenggang ke rumah sakit. Ia menyerahkan Kartu Tanda Miskin pada suster jaga. Karena banyak bangsal kosong, suster itu menyuruhnya menunggu di lorong.”begitulah enaknya jadi orang miskin,” batinnya,”dapat fasilitas gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu berhari-hari.

Permasalahan pada kutipan cerpen di atas adalah …

A. Tubuhnya digerogoti penyakit

B. Buruknya pelayanan rumah sakit

C. Susahnya menjadi orang miskin

D. Banyak bangsal yang kosong

E. Tidak mendapat fasilitas gratis

30. Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda. “Kenang-kenangan” oleh Abdul Gani A.K.

Amanat dalam penggalan cerpen tersebut adalah ….

A. Jangan cepat menyerah pada keadaan bagaimanapun juga.

B. Jangan membuang waktu selagi masih ada waktu.

C. Sebaiknya kita menyesuaikan diri dengan keadaan.

D. Jangan lupa diri bila menguasai bahasa orang

E. Jangan mudah dipengaruhi oleh orang lain.

31. Bila ada yang bertanya , siapa makhluk paling kikir di kampung itu, tidak akan ada yang menyanggah bahwa perempuan ringkih yang punggungnya telah melengkung serupa sabut kelapa itulah jawabannya. Semula ia hanya dipanggil Banun. Namun, lantaran sifat kikirnya dari tahun ke tahun semakin mengakar; pada sebuah pergunjingan yang penuh kedengkian, seseorang menambahkan kata kikir di belakang nama ringkas itu, hingga ia ternobat sebagai Banun Kikir. Konon, hingga riwayat ini disiarkan, belum ada yang sanggup menumbangkan rekor kekikiran Banun.

Pernyataan yang sesuai dengan teks cerpen di atas adalah …

A. Banun menobatkan diri sebagai orang kikir

B. Predikat Banun Kikir didasari kedengkian

C. Banun tidak pernah tahu rekor kikir itu

D. Banun tidaklah kikir tetapi hemat

E. Tidak ada yang pernah bertanya tentang Banun

32. Hikayat termasuk ke dalam jenis teks ….

A. Narasi

B. Prosedur

C. Laporan

D. Eksposisi

E. Deskripsi

33. Manakah yang bukan termasuk karakteristik hikayat?

A. Kemustahilan

B. Kesaktian tokoh-tokohnya

C. Anonim

D. Keunikan

E. Menggunakan alur berbingkai/ cerita berbingkai.

34. Ciri bahasa yang dominan pada hikayat adalah …

A. Menggunakan bahasa Melayu

B. Banyak menggunakan konjungsi pada awal kalimat

C. Mengandung nilai-nilai kehidupan

D. Menggunakan bahasa yang sukar dipahami

E. Diceritakan secara lisan sehingga tidak diketahui penulisnya

35. Hikayat banyak menggunakan kata arkais. Yang dimaksud kata arkais adalah ….

A. Kata-kata baku

B. Kata-kata melayu yang sudah jarang digunakan

C. Kata-kata yang sudah jarang digunakan

D. Kata-kata resapan dari bahasa asing

E. Kata-kata yang tidak terdapat di kamus

36. Salah satu karakteristik hikayat adalah menggunakan alur berbingkai. Yang dimaksud alur berbingkai adalah …

A. Alur maju

B. Alur mundur

C. Alur yang di dalamnya terdapat cerita yang lain

D. Alur campuran

E. Alur yang membahas tokoh lain

37. Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak Hamba, karena diam dalam hutan rimba belantara. Adapun sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar khabar anak raja sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan hamba dari padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak melihat tamasya anak raja itu. Mengasihani hamba dan pada bicara akal hamba akan anak raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh buraksa itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan buraksa itu.

Amanat yang tersirat dalam kutipan sastra klasik tersebut adalah …

A. Basmilah jika melihat kejahatan

B. Jangan menyombongkan diri

C. Tunjukkanlah jika memiliki suatu kemampuan

D. Hendaklah menolong orang dalam kesulitan

E. Bersyukurlah jika mendapat pertolongan

38. Pengganti Hang Tuah di keraton adalah Hang Jebat. Sesungguhnya, ia menaruh dendam atas keputusan raja yang dijatuhkan kepada sahabatnya, Hang Tuah. Karena setia kepada sahabatnya, ia mengamuk di keraton. Putri-putri dan dayang-dayang diperlakukan kurang sopan sehingga banyak jugalah orang yang mati karena kerisnya, yang diberikan Hang Tuah kepadanya. Tiada seorang pun yang berani mendinginkan sehingga raja sendiri pun terlibat pula dalam kesulitan dan ketakutan.

Dari kutipan cerita di atas kita dapat mengetahui bahwa Hang Jebat berwatak ….

A. Pemberani

B. Baik budi

C. Sombong

D. Setia

E. Kasar

39. ”Janganlah adinda bertanya jua” jawab baginda dengan sedihnya. ”Pertanyaan itu hanya menambah luka Tuanku jua semata.”

”Ampun, Tuanku, orang yang arif tiada pernah putus asa sekali pun bagaimana juga cobaan yang datang ke atas dirinya. Tiada pula ia bersedih hati karena kesedihan tiada buahnya selain daripada menguruskan badan saja yang sudah ditakdirkan tiada juga akan tertolak olehnya.”

(Hikayat Kalilah dan Dimnah)

A. Mendahulukan kepentingan umum

B. Menghormati orang lain

C. Menegur orang dengan bahasa yang sopan

D. Menolong orang yang sedang menderita

E. Membantu orang yang sedang bersedih hati

40. Tuan puteri memandang ke dayang kipas itu. Kesepuluhnya menyembah, lalu mengundurkan diri mengisut ke belakang perlahan-lahan. Bangkitlah Mak Inang, lalu duduk di tepi tilak tujuh bertindih, lalu mengumpulkan bunga melur yang terselit-selit di suara tuan puteri itu.

Nilai yang terdapat pada penggalan tersebut adalah ….

A. Sosial

B. Moral

C. Budaya

D. Agama

E. Pendidikan

Contoh Soal Teks Hikayat ini dapat anda unduh untuk bahan pembelajaran dalam format pdf melalui tautan berikut ini.

Download Contoh Soal Teks Hikayat Kelas 10 SMA

Demikian Materi singkat dan Contoh Soal Teks Hikayat Kelas 10 SMA yang dapat kami bagikan kepada anda, semoga bermanfaat untuk anda yang membutuhkan.

Tinggalkan komentar