6 Strategi Pembelajaran Jarak Jauh Agar Siswa Tetap Merasakan Suasana Kelas


Matapendidikan.com,- Bagaimanapun juga, pembelajaran di kelas berbeda dengan pembelajaran jarak jauh yang saat ini harus dilakukan oleh guru dan siswa selama masa pandemi.
Ada beberapa perbedaan mencolok yang terjadi dan rasanya akan banyak dampak buruknya jika terjadi dalam waktu yang panjang.
Salah satu yang berbeda adalah soal ‘suasana’. Guru dan siswa kehilangan suasana yang memungkinkan hadir jika pembelajaran itu terjadi di kelas. Kehangatan, keakraban, canda tawa dan berbagai suasana pembangun relasi positif lainnya bisa hilang jika guru tak mengelola siswa dengan baik.
Untuk mengatasi hal ini, salah seorang guru sejarah asal Amerika Serikat bernama Sarah Cooper membagikan strategi yang ia lakukan untuk mengatasinya. Di situs edutopia.org, ia menulis sebuah artikel menarik berjudul Distance Learning Strategies To Bring Back To The Classroom.

Setidaknya, ada beberapa poin yang layak untuk dijadikan pertimbangan bagi anda sebagai guru yang mencari bagaimana strategi pembelajaran jarak jauh agar siswa tetap merasakan suasana kelas. Sehingga, meskipun pembelajaran dilakukan secara daring, suasana yang biasanya muncul dikelas bisa tetap terasa.
Penulis mencoba mengontekstualisikan strategi yang dibagikan Sarah Cooper dalam konteks apa yang terjadi di Indonesia. Sehingga apa yang disampaikan di artikel ini tidak utuh persis dengan strategi yang dibagikannya.

Lantas, bagaimana strategi pembelajaran jarak jauh yang dimaksud?

Setidaknya, ada 6 strategi pembelajaran jarak jauh yang dapat anda coba. Berikut ulasannya. Silakan dicoba.


Pertama, memberikan feedback (umpan balik) yang cepat


Dalam kehidupan nyata, ketika siswa memberikan pertanyaan, kita bisa langsung menjawabnya saat itu juga. Seketika tanpa ada jeda yang lama.
Kebingungan-kebingungan , masalah-masalah yang dibagikan siswa, hingga tugas-tugas yang dikumpulkan siswa bisa kita komentari dan jawab dengan cepat.
Adanya timbal balik yang cepat dari anda sebagai guru kepada siswa tentu saja itu membuat siswa nyaman dan menjadi penanda bahwa anda adalah sosok yang perhatian pada murid-murid anda.
Sebetulnya, hal semacam ini masih bisa dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh. Anda hanya perlu selalu standby dengan nada dering yang datang dari gadget atau laptop yang anda pakai sebagai media pembelajaran jarak jauh.
Berikan respon yang cepat kepada siswa ketika ia bertanya. Meski jawaban itu singkat, jika itu cepat, siswa akan tetap merasa dihargai dan sadar bahwa anda memerhatikan pekerjaan mereka.

Kedua, mengikuti proses pengerjaan tugas yang mereka kerjakan


Ketika anda selesai memberi tugas dan memberi jarak untuk waktu pengumpulannya, adalah hal yang baik juga jika anda bertanya tentang proses sejauh mana penyelesaian tugas siswa anda.
Misalnya bertanya, “bagaimana ada kendala?”, “tugasnya sudah sejauh mana? Bisa ibu liat?” hal ini  untuk membangun suasana yang biasanya muncul di kelas.
Coba anda ingat, bukankah ketika di kelas siswa juga melakukan hal yang sama? Ketika ia sedang mengerjakan suatu proyek atau tugas yang anda berikan, adalah suatu yang lazim jika siswa bertanya, “pak, ini tugasnya sudah bener belum ya ngerjainnya?”, “pak apakah tugas saya udah bagus?”
Hal-hal semacam ini sebenarnya bisa juga dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh. Ketika anda memberi tugas, tak ada salahnya jika anda mendorong agar siswa mengomunikasikan pengerjaan tugasnya jika ditengah prosesnya ada kendala.

Ketiga, membuat exit ticket sebagai salah satu bentuk penilaian


Saya pribadi sebagai guru di tingkat menengah atas agak asing dengan istilah exit ticket, namun setelah menelusurinya di google, exit ticket itu sesuatu yang sederhana. Semacam ini.
pict by: www.storyboardhat.com
Intinya, semacam alat untuk mengukur kepuasan dan ketercapaian siswa terhadap target-target belajar yang dicanangkan guru dalam proses pembelajaran.
Jika tidak dalam bentuk kertas sebagaimana sampel di atas, maka bisa juga dalam bentuk kuisoner yang dibagikan dalam bentuk google form pada jangka waktu tertentu. Atau sebenarnya dengan bertanya via daring juga bisa, walau tentu akan lebih melelahkan.
Hal ini akan memudahkan guru untuk menangkap apa-apa yang diperlukan dan apa-apa yang masih kurang sehingga perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran.
Toh, dalam pembelajaran nyata, siswa juga lazimnya punya unek-unek yang terkadang mereka sampaikan terkait dengan proses pembelajaran. Dan , ini masih bisa juga dilaksanakan dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Keempat, memberikan penilaian yang kreatif dan menyenangkan


Dalam memberikan nilai, atas balasan atas hasil kerja siswa, bisa juga dengan cara memberikan penilaian yang lebih kreatif dan menyenangkan.
Nilai tak hanya cukup dengan memberikan angka atau catatan yang biasanya diberikan ketika berada dikelas.
Namun, alternative lain yang lebih kreatif bisa digunakan. Walau mungkin terkesan sederhana. 
Misalnya, dengan memberi stiker-stiker whatsapp yang menarik ketika siswa selesai mengerjakan tugas, memujinya dengan cara yang lucu, atau mungkin jika anda punya modal, anda bisa kirimkan pulsa gratis buat siswa. Pasti seneng tuh. Hehe..

Kelima, melakukan obrolan ‘sampingan’ yang relevan


Obrolan sampingan yang dimaksud disini adalah obrolan diluar pembicaraan tentang tugas atau pelajaran di sekolah.
Agar suasana keakraban dan kehangatan sebagaimana yang terjadi dikelas berlangsung, anda juga bisa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa dalam urusan-urusan yang diluar pelajaran.
Membahas hobinya, membahas kegiatannya dirumah, atau hal-hal lain yang mungkin juga diselingi dengan humor-humor kecil yang tentu saja tidak keluar dari koridor suasana pendidikan.
Toh, dalam pembelajaran jarak dekat, hal-hal ini mungkin juga sebenarnya anda sering lakukan. Ketika kini pembelajaran harus daring, maka sebetulnya hal ini juga masih bisa dilakukan.
Anda hanya perlu sedikit komitmen dan menyediakan waktu untuk itu.

Keenam, menanyakan hal-hal tentang kehidupan personal siswa sebagai pemanasan belajar


Dalam bagian pembuka dalam pembelajaran, anda juga bisa melakukan semacam pemanasan dengan menanyakan hal-hal yang terkait dengan kehidupan siswa agar suasana cair yang biasanya berlangsung di kelas bisa terbawa di dunia daring.
Misalnya, anda bisa menanyakan kabarnya? menanyakan apakah mereka sudah sarapan? Dengan makanan apa mereka sarapan? Apakah tidurnya cukup semalam? Dan berbagai pertanyaan yang bisa menunjukan rasa perhatian anda sebagai guru.
Diberikan pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan memberikan rasa senang pada siswa. Itu juga menandakan bahwa anda sebagai guru perhatian terhadapnya.
Hal ini sebenarnya bisa dilakukan juga secara daring. Bertanya lewat grup whatsapp, atau ketika membuka sesi belajar diaplikasi meeting online, dan sebagainya.

Membiasakan sesuatu yang baru itu memang sulit


Diujung tulisan ini, memang penting diingat, yang namanya membiasakan sesuatu yang baru itu memang sulit.  Bukan hanya sulit, bahkan bisa jadi sangat sulit.
Namun, sebagaimana kata pepatah, impossible is nothing. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau mencoba dan berusaha. Untuk memulai sesuatu yang baru, kita hanya perlu menguatkan komitmen dan konsisten mengulang apa yang hendak dibiasakan.
Begitu juga dengan beberapa strategi diatas yang ditawarkan oleh Sarah Cooper. Jika ada poin yang relevan dan bisa dilaksanakan, tak ada salahnyanda segera aplikasikan kepada kelas-kelas yang anda kelola.**

Tinggalkan komentar