Matapendidikan.com,- Siswa di kelas bermacam-macam latar belakang dan karakternya. Sepanjang anda menjadi guru, pasti anda telah menjumpai aneka ragam siswa dengan berbagai karakternya yang berbeda.
Salah satu jenis siswa yang mungkin anda temui, adalah siswa yang pendiam di kelas. Siswa yang pendiam ini mungkin nampak tenang dari luar, tapi tak berarti dia tak punya masalah.
Jika banyak siswa yang supel dengan mudahnya menyampaikan berbagai unek-uneknya kepada guru, itu akan memudahkan. Hal itu karena dengan mudah anda bisa mengidentifikasi apa masalahnya dan bagaimana menanganinya.
Namun, hal yang berbeda ketika anda menghadapi siswa yang pendiam. Dibalik sikap tenangnya, ia mungkin benar-benar tak ada masalah, namun mungkin juga memiliki masalah yang dipendam.
Pengalaman mengejutkan pernah dialami salah seorang guru bernama John Spencer, yang menuliskan kisahnya di quietrev.com. Ia menceritakan pengalamannya ketika menangani salah seorang siswa pendiamnya bernama Perla yang kala itu berusia 12 tahun.
Perla adalah orang yang tak suka basa basi. Terkesan tidak senang dengan pertanyaan-pertanyaan ringan sepertinya bagaimana kabar, apa kabar, dan sebagainya. Obrolan yang membahas hal-hal semacam itu nampaknya dihindari oleh Perla.
Perla nampak hanya senang membicarakan seputar pelajaran saja. Spencer yang merupakan seorang guru pelajaran sosial beberapa kali berbicara dengan Perla dan ia mendapati Perla mampu bercakap-cakap banyak tentang teori politik dan berbagai peristiwa sejarah. Meski diluar itu ia sosok tenang dan pendiam.
Hingga, Spencer mengira bahwa Perla adalah sosok yang unggul. Pintar dan hebat.
Namun pada suatu sore, ketika Spencer meninjau para siswanya yang sedang melakukan aktivitas analisis informasi historis untuk persiapan debat, Spencer menemukan bahwa Perla memiliki sebuah catatan.
Namun, catatan itu ternyata bukan berisi tulisan. Namun sebuah sulur (tunas akar) dengan kuntum mawar kecil. Tentu itu mencurigakan karena sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang akan didebatkan. Dia tidak sedang menulis sesuatu.
Setelah Spencer mengintrogasi siswanya tersebut, Perla akhirnya mengakui, bahwa selama ini ia tidak bisa membaca. Informasi-informasi yang ia dapat bukan dari hasil membaca. Sepanjang ia sekolah, ia berusaha memalsukan diri seolah-olah bisa membaca. Ia melakukan perjuangan keras yang tak terlihat.
Saya yakin, anda sebagai guru juga ada yang pernah mengalami apa yang dialami oleh John Spencer. Tentu mungkin dengan kasus lain yang variatif.
Namun, poin penting dari apa yang dikisahkan Spencer, sebagai guru, kita perlu peduli juga kepada siswa-siswa yang nampaknya pendiam. Bisa jadi, dibalik diamnya tersimpan suatu masalah besar yang dapat membuat kita tercengang jika mengetahuinya.
Lantas, bagaimana menangani siswa yang pendiam?
Dalam hal ini, Spencer membagikan tips-tipsnya tentang bagaimana dan apa saja yang dapat dilakukan guru untuk menangangi siswa yang pendiam. Ada beberapa poin yang dibagikan Spencer. Berikut saya uraikan dengan beberapa hal penyesuaian dengan bahasa saya sendiri.
Pertama, tidak menunggunya berbicara di depan umum
Jangan menunggu siswa mengangkat tangan dan menunggunya untuk meminta bantuan di depan teman-temannya yang ada di kelas.
Murid pendiam adalah sosok yang pemalu. Ketika ada masalah, ia pasti tak berani untuk mengungkapkannya di depan orang lain. Menunggunya sampai matipun tak akan keluar unek-uneknya di depan umum.
Kedua, memeriksa siswa yang pendiam
Perlu juga dipetakan di kelas mana siswa yang pendiam. Ketika ditemukan siswa yang pendiam, maka bantulah siswa ini sebisa anda. Dekati ia dan dengarkan jika ada kendala.
Ketiga, membuat metode komunikasi one on one dengan siswa
Tidak semua siswa mampu dan mau terbuka untuk mengungkapkan masalah secara langsung kepada gurunya. Sebagai solusi, anda bisa membuat media komunikasi privat yang kontennya hanya diketahui oleh anda dan murid anda saja.
Misalnya, dengan cara anda membuat google form yang diiisi masing-masing siswa, atau pesan e-mail. Orang yang pendiam bisa jadi terbuka ketika diminta menyampaikan unek-uneknya dengan tertulis, bukan lisan.
Keempat, berikan siswa penilaian mandiri
Penilaian mandiri yang dimaksud disini adalah penilaian yang mampu mengidentifikasi bidang-bidang utama dan mana saja yang membutuhkan dukungan tambahan dari anda sebagai guru.
Mungkin saja ini sesuatu yang diluar rapot, tapi ini penilaian pribadi yang hanya anda miliki sebagai guru.
Kelima, perhatikan prilaku siswa ketika mengerjakan tugas
Hal ini juga penting dilakukan untuk mengidentifkasi masalah pada siswa yang sulit dideteksi karena siswa tersebut tidak biasa menyampaikan masalahnya secara lisan.
Bukan hanya hasil yang anda perhatikan, namun bagaimana proses yang dilakukan siswa ketika mengerjakan tugas.
Keenam, berikan bimbingan pribadi
Siswa yang pendiam juga perlu diberikan bimbingan yang lebih pribadi. Jangan mengumpulkannya dengan orang lain ketika anda bermaksud menggali masalahnya. Sekalipun itu kelompok kecil, siswa yang pendiam tetap berat untuk menyampaiknnya.
Akhir kisah Perla
Diujung tulisannya, Spencer memberi kabar, bahwa intervensi yang diberikan kepada Perla memberikan efek yang baik. Perla menjadi sosok pembaca yang baik dan mendapat beasiswa dan menjadi seorang sarjana teknik.
Pada intinya, hal paling utama dari apa yang dibagikan Spencer adalah pentingnya guru memahami siswanya lebih dalam. Interaksi yang sifatnya lebih pribadi akan memberi efek yang baik bagi siswa-siswa dengan karakter pendiam.**