Strategi pembelajaran adalah salah satu hal pokok yang mesti dimiliki oleh setiap pendidik. Kualifikasi ini dapat menunjang sukses dan tidaknya guru dalam melangsungkan kegiatannya di kelas. Untuk itu, menguasainya adalah perkara yang penting.
Istilah strategi berasal dari bahasa latin, yakni Strategia. Istilah ini awalnya digunakan dalam bidang kemiliteran. Namun kemudian berkembang dan digunakan dalam berbagi bidang, termasuk pendidikan. Adapun maknanya merujuk pada suatu rencana dalam mencapai tujuan.
Sedangkan istilah pembelajaran,menurut KBBI, merupakan kata bentukan dari kata dasar belajar, yang artinya adalah suatu kegiatan yang didalamnya ada hal berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses, cara, atau perbuatan yang menjadikan orang (bisa juga makhluk hidup lainnya) menjadi belajar.
Dengan demikian, secara simplistis, ia adalah sebuah metode atau cara dalam mengejawantahkan perencanaan yang dibuat oleh pendidik untuk menjadi orang yang diajarinya itu belajar dan mencapai tujuan dari perencanaannya.
Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli
Beberapa ahli telah mencoba menguraikan definisi tentang persoalan ini. Dengan berbagai kemiripian namun tetap memiliki titik persamaan.
Gerlach, V.S. dan Ely, D.P misalnya, pada bukunya yang berjudul Teaching and Media: A Systematic Approach yang ditulis pada tahun 1980 menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah cara yang dijadikan pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran di suatu lingkungan tertentu. Itu semua mencakup sifat, komposisi, maupun urutan kegiatan yang semuanya dapat memberikan pengelaman belajar kepada siswa.
Sementara itu, Dick W. Dan Carey L. Memberikan definisi yang berbeda namun mirip. Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1985 berjudul The Systematic Design of Intructional (2nd Ed), ia menguraikan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur atau tahapan-tahapan pembelajaran yang digunakan bersama-sama untuk kepentingan hasil belajar yang diraih oleh siswa.
Fungsi Strategi Pembelajaran
Fungsi dari strategi pembelajaran setidaknya ada tiga hal.
Pertama, memperjelas tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh guru dalam sebuah kegiatan belajar. Sehingga berbagai perencanaan itu tidak terkesan mengawang-ngawang dan otomatis lebih jelas serta meyakinkan.
Kedua, memperjelas berbagai hal yang perlu disiapkan dalam proses belajar mengajar. Baik itu bahan ajar maupun medianya. Kedua hal ini tidak mungkin dapat ditentukan dan dibuat sebelum guru memiliki kejelasan soal strategi apa yang hendak dipilihnya.
Ketiga, memperkaya kreatifitas dan inovasi guru dalam pembelajaran. Dengan adanya strategi, guru memiliki pengalaman untuk dijadikan bahan trial dan eror yang dapat disempurnakan dari waktu ke waktu untuk menunjang profesinya.
Manfaat Strategi Pembelajaran
Ditinjau dari sisi siswa, sebagai subjek dari aktivitas belajar, ada manfaat lebih tentunya yang dapat diraihnya jika siswa mendapatkan proses belajar dari guru yang peduli dan sadar dengan strategi pembelajaran.
1. Siswa lebih mudah dalam menyerap materi. Dengan strategi yang baik dan sistematis, akan membuat siswa lebih mudah untuk mendapatkan berbagai materi yang diajarkan.
2. Siswa lebih fokus. Tanpa set pembelajaran yang direnacanakan, guru kerap kali masuk kelas tanpa arah. Penjelasannya terlalu banyak melebar dan mengawang-awang dan ini bisa mengganggu fokus siswa.
3. Siswa memiliki kesan yang lebih baik. Dalam hal ini, setiap murid pasti bisa merasakan mana guru yang penuh dedikasi dan mana yang sembarangan. Cerminannya salah satunya dapat diukur dari sejauh mana guru memanfaatkan berbagai pengetahuan dan pemahamannya soal strategi yang akan digunakan.
Macam-Macam Strategi Pembalajaran
Wina Sanjaya, salah seorang Guru Besar dari Universitas Pendidikan Indonesia, pada tahun 2007 menulis sebuah buku yang berjudul Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Dalam buku tersebut, ia menguraikan setidaknya ada tujuh strategi pembelajaran yang dapat dijadikan pilihan bagi guru dalam mengelola kelas. Macam-macam strategi pembelajaran tersebut antara lain:
- Pembelajaran Ekspositori
- Pembalajaran Inkuiri
- Pembelajaran berbasis masalah
- Pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
- Pembelajaran kooperatif
- Pembelajaran kontekstual
- Pembelajaran afektif
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi yang menekankan proses penyampaian materi secara lisan atau verba dari seorang guru kepada siswa-siswanya. Umumnya, penggunaannya dipilih agar siswa bisa menguasai materi pembelajaran secara lebih optimal.
Di dalamnya, kegiatannya lebih banyak didominasi oleh guru. Dimana dalam hal ini guru berupaya menjelaskan sejelas mungkin materi agar siswa mampu memahaminya. Biasanya, metode yang digunakannya ceramah. Dalam beberapa situasi, strategi semacam ini bisa cocok, namun dalam situasi lainnya tidak.
Guru dalam hal ini sudah menyiapkan seluruh materi dan bahan untuk disampaikan secara jelas, rapi, tersistemis. Murid hanya tinggal melakukan kegiatan menyimak saja, duduk manis dan fokus untuk menyerap seluruh hal yang sudah disiapkan untuknya.
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri adalah tahapan dari kesatuan kegiatan belajar yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analiti dengan tujuan mencari serta menemukan sendiri jawaban mengenai suatu masalah yang dipertanyakan.
Inkuiri sendiri secara bahasa artinya proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah yang dimaksdu disini adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap obyek pertanyaan.
Maka dari itu, dalam kegiatan ini, akan ada banyak interaksi antara guru dan muridnya. Dimana dalam prakteknya, guru akan mengajukan berbagai pertanyaan yang merangsang intelektual siswa untuk menemukan berbagai kesimpulan dan mencapai target pembelajaran.
Tentu saja, strategi ini penerapannya harus dibarengi dengan pemahaman mengenai perkembangan mental intelektual anak. Jika tidak, maka dalam prosesnya akan menjumpai masalah.
3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah proses kegiatan belajar yang memberikan penekanan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi dengan ilmiah. Guru dalam hal ini mendekatkan pembelajarannya dengan masalah-masalah yang dijumpai anak dalam kesehariannya.
Konsep ini berangkat dari pandangan bahwa sekolah adalah tempat untuk menyiapkan anak-anak berkecimpung dalam kehidupan bersmasyarakat sesungguhnya. Untuk itu, siswa diharapkan terbiasa berpikir menyelesaikan masalah. Dan, itu dapat diajarkan di sekolah.
Tentu saja, dalam pelaksaannya kegiatan akan cenderung bersifat dua arah. Tidak mononton satu arah. Bahkan, bisa lebih banyak diskusi yang melibatkan antar siswa. Sehingga kemampuan berpikirnya menjadi terasah.
Pembekalan yang diberikan melalui strategi ini jelas sangat bermanfaat bagi masa depan siswa. Terutama soal kemandirian dan kemampuan bertahan hidup di tengah kompleksitas permasalahan di kehidupan dunia.
4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah strategi yang memberikan penekanan kepada daya pikir siswa. Sehingga, dalam tataran prosesnya, materi yang hendak diajarkan tidak diberikan begitu saja secara langsung. Namun, siswa dibimbing untuk berpikir dan menemukan sendiri melalui proses dialogis yang dilakukan dengan guru.
Materi yang diajarkan sebisa mungkin di atur sedemikian rupa dengan berangkat pada penelahaan berbagai fakta serta pengalaman anak. Hal demikian untuk merangsang dan memberikan kemudahan yang lebih bagi siswa untuk berpikir. Tentu saja, prosesnya bertahap dari hal-hal sederhana menuju yang rumit.
5. Strategi Pembelajaran Koperatif
Pembelajaran koperatif adalah serangkaian aktivitas belajar yang dilakukan melalui pembagian kelompok-kelompok kecil dimana setiap kelompok itu diarahkan untuk mencapai berbagai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Sebagaimana istilahnya, koperatif artinya kerjasama. Oleh karena itu, berdasarkan filosofinya, dalam strategi ini, sebisa mungkin pengelompokan itu diisi oleh anggota dengan latar belakang yang berbeda. Dengan kata lain, heterogen. Perbedaan ini akan melatih dan mengasah kemampuan koperatif siswa.
Bahkan bukan hanya proses belajarnya yang berkelompok. Penilaian juga demikian. Pekerjaan kolektif semacam ini akan melatih disiplin, saling mengingatkan, memberi semangat, dan menguatkan antar manusia yang berbeda.
6. Strategi Pembelajaran Kontekstual
Strategi pembelajaran kontekstual atau contextual learning adalah suatu konsep belajar yang berusaha mengontekstualisasikan materi pembelajaran dengan dunia nyata siswa. Sehingga tertancap dalam benak siswa, bahwa materi yang didapatkannya berhubungan dengan kehidupan nyatanya.
Pada akhirnya, menjadi jelas bagi mereka, apa hubungan belajar matematika dengan kehidupannya. Begitu juga saat belajar yang lain. Semisal bahasa Indonesia, sejarah, agama, dan sebagainya. Ini tentunya akan memberikan korelasi positif terutama dalam persoalan motivasi yang dimiliki ketika belajar sesuatu.
7. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi Pembelajaran Afektif adalah strategi yang mendorong tumbuhnya kesadaran alamiah terhadap siswa. Masalah kesadaran ini mungkin akan sulit dinilai karena takarannya bersifat immaterial. Namun, tetap bisa dilakukan dengan ketelitian dan observasi yang secara intens sehingga didapat kesimpulan.
Pertimbangan dalam Menentukan Strategi Pembelajaran
Dari sekian banyak strategi yang ada, tentu saja dalam praktiknya tidak semuanya bisa diaplikasikan secara serentak. Perlu adanya keputusan dari guru untuk memilih mana yang hendak digunakan. Lantas, apa saja pertimbangan yang dapat digunakan untuk memutuskannya? Setidaknya ada dua.
Pertama, umur siswa atau jenjang pendidikannya
Usia seseorang tentu saja memiliki faktor yang berpengaruh. Mungkin benar, ada kasus yang lebih muda usia bisa lebih dewasa secara pemikiran. Begitu juga sebaliknya. Namun tetapi, dalam usia tertentu, ada kadar dan karakter tertentu yang melekat sehingga tak bisa diabaikan begitu saja. Maka dari itu, diperlukan pertimbangan dalam memilih ini sebelum memutuskan strategi yang digunakan.
Kedua, lingkungan siswa atau sekolahnya
Kemampuan dan kebiasaan yang membudaya di daerah perkotaan, akan berbeda tentunya dengan pedesaan. Bahkan dalam skala yang lebih mikro, daerah perkotaan juga bisa dibagi-bagi jenis lingkungannya. Demikian halnya dengan desa. Perbedaan di masing-masing daerah juga perlu dipertimbangkan sebelum menentukan strategi apa yang akan digunakan.
Nah, demikianlah pembahasan tentang Strategi Pembelajaran. Mudah-mudahan bermanfaat.