Menilai Karya Melalui Resensi
A. Membandingkan Isi Berbagai Resensi untuk Menemukan Sistematika Sebuah Resensi
Memahami Isi dan Sistematika Resensi
Resensi adalah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya lain.
Unsur-unsur atau sistematika yang terdapat dalam resensi di antaranya sebagai berikut.
1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan (memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku, dan lain-lain)
4. Inti/isi resensi
5. Keunggulan buku
6. Kekurangan buku
7. Penutup
Membandingkan Isi Teks Resensi
Bagaimanakah penilaianmu terhadap isi sebuah buku? Dapatkah kamu mengungkapkan penilaian
tentang sebuah buku ke dalam bentuk resensi? Hal yang dibandingkan ialah dari penyajian isinya.
B. Menyusun Sebuah Resensi dengan Memperhatikan Hasil Perbandingan Beberapa Teks Resensi
Mengidentifikasi Identitas Buku yang Diresensi
Perhatikanlah teks berikut.
Petualangan Bocah di Zaman Jepang
Judul Novel : Saksi Mata
Pengarang : Suparto Brata
Penerbit : Penerbit Buku KOMPAS
Tebal : x + 434 halaman
Setelah membaca novel yang sangat tebal ini, saya jadi teringat dengan novel Mencoba Tidak Menyerah-nya Yudhistira A.N. Massardhie dan juga novel Ca Bau Kan-nya Remy Sylado.
Dalam novel Mencoba Tidak Menyerah, yang menjadi tokoh sentralnya adalah bocah laki-laki
berusia sepuluh tahun, sedangkan dalam novel Ca Bau Kan yang telah diangkat ke layar lebar, digambarkan bagaimana keadaan Jakarta, kota era zaman penjajahan Belanda dengan sangat detail.
Lalu apa hubungannya dengan novel Saksi Mata karya Suparto Brata ini?
Dalam Saksi Mata, yang menjadi “jagoan” alias tokoh utamanya adalah bocah berusia dua belas tahun bernama Kuntara, seorang pelajar sekolah rakyat Mohan-gakko dan mengambil latar Kota Surabaya pada zaman penjajahan Jepang dengan penggambaran yang sangat apik, detail dan sangat memikat.
Sangat jarang sekali novel-novel “serius” di Indonesia yang terbit dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir yang menggunakan tokoh utama seorang anak kecil, selain dari novel Mencoba Tidak Menyerahnya Yudhistira ANM, mungkin hanya novel Ketika Lampu Berwarna Merah karya cerpenis Hamsad Rangkuti.
Keunggulan lain dari novel ini adalah penggambaran suasana yang detail mengenai Kota Surabaya pada tahun 1944 (zaman pendudukan Jepang), malah ada lampiran petanya segala!
Novel ini juga diperkaya dengan adanya kosakata dan lagu-lagu Jepang yang makin menghidupkan suasana zaman pendudukan balatentara Jepang di Indonesia. Namun, uniknya, tidak ada satupun terjemahan untuk kosakata Jepang tersebut. Jadi, bagi yang tidak mengerti bahasa Jepang, seperti saya juga, ya tebak-tebak saja sendiri.
Teks seperti itulah yang disebut dengan resensi. Di dalamnya tersaji informasi tentang tanggapan atau
komentar mendalam tentang kelebihan dan kelemahan suatu karya.
Mengungkapkan Isi Informasi Buku yang Diresensi
Berdasarkan objek karyanya, resensi terdiri atas bermacam-macam jenis. Dengan perbedaan- perbedaan objek karya itu, informasi yang kita dapat pun akan bermacam-macam pula. Misalnya, dari resensi novel atau kumpulan cerpen, informasi yang kita dapatkan adalah tentang alur, penokohan, latar, dan hal-hal lainnya yang terdapat di dalam buku-buku cerita itu. Berbeda halnya apabila resensi itu tentang buku populer, informasi
yang kita dapatkan berupa sejumlah ilmu pengetahuan yang dapat memperluas wawasan kita tentang topik yang dibahas oleh buku itu.
C. Menganalisis Kebahasaan Resensi dalam Dua Karya yang Berbeda
Menganalisis Kebahasaan dalam Teks Resensi
Teks resensi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan seperti berikut.
1. Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
2. Banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
3. Banyak menggunakan konjungsi penyebababan: karena, sebab.
4. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks.
Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya,
Menyimpulkan Dua Teks Resensi Berdasarkan Kebahasaan
Tujuan utama resensi buku ialah memberikan tanggapan atas isi buku sebagai informasi kepada calon pembaca buku itu. Tanggapan itu dapat memotivasi pembaca resensi atau menjadi tidak berminat membaca buku yang diresensi itu. resensi buku merupakan umpan balik bagi penulis buku untuk menyempurnakan isi buku tersebut
pada edisi terbitan berikutnya.
Dalam menyimpulkan sebuah resensi perlu penguasaan atau teknik tertentu, misalnya menguasai isi buku, memiliki daya analisis, dan menguasai teori tentang buku yang diresensi.
D. Mengonstruksi Sebuah Resensi dari Buku
Kumpulan Cerita atau Novel yang Dibaca
Mendiskusikan Hal-hal Menarik dalam Buku Kumpulan Cerita
Adapun struktur penyajian resensi novel adalah sebagai berikut.
1. Identitas novel, yang meliputi judul, nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan tebal novel.
2. Menyajikan ikhtisar atau hal-hal menarikdari novel.
3. Memberikan penilaian, yang meliputi kelebihan dan kelemahannya. Penilaian tersebut sebaiknya meluputi unsur-unsur novel itu secara lengkap, yakni tema, alur, penokohan, latar, gaya bahasa, amanat, dan kepengarangan.
4. Menyimpulkan resensi yang disajikan. Untuk sampai pada penyajian resensi novel seperti itu, terdapat sejumlah pertanyaan yang dapat kita jadikan panduan. Berikut pertanyaan pertanyaan yang dimaksud.
1. Apakah tema cerita itu?
2. Pola apakah yang digunakan pengarang dalam membangun alur ceritanya itu?
3. Di mana dan kapankah peristiwa itu terjadi?
4. Bagaimana cara pengarang dalam menampilkan karakter tokohtokohnya?
5. Dari sudut sudut pandang siapakah cerita itu diceritakan?
6. Apa amanat cerita itu?
7. Gaya bahasa apakah yang dipergunakan dalam cerita itu?
Menulis Resensi dari Buku Kumpulan Cerita
Menulis resensi tidaklah mudah. Untuk melakukan
kegiatan ini diperlukan beberapa persyaratan.
Berikut persyaratan tersebut.
1. Penulis harus memiliki pengetahuan di bidangnya. Artinya, jika seorang penulis akan meresensi sebuah novel, maka ia harus memiliki pengetahuan tentang teori novel dan perkembangannya.
2. Penulis harus memiliki kemampuan menganalisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur internal dan eksternal atau yang lebih dikenal dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik. Seorang penulis harus mampu menggali unsur-unsur tersebut.
3. Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya, penulis akan membandingkan sebuah karya lain yang sejenis. Dengan demikian, ia akan mampu menemukan kelemahan dan keunggulan sebuah karya.