Teks Eksplanasi – Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah, Contoh, dan Pola Pengembangannya

Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang mengungkapkan suatu fenomena ditinjau dari aspek sebab dan akibatnya. Fenomena yang dimaksud dapat berupa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi, agama, dan yang lainnya. Sehingga titik tekan yang dibahas dalam teks adalah mengenai jawaban atas pertanyaan bagaimana dan mengapa.
Fenomena sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat dimaknai dalam tiga hal. Petama, sesuatu yang dapat disaksikan dengan alat indera dan dapat diterangkan secara ilmiah. Kedua, dapat berarti hal yang luar biasa atau dianggap ajaib. Ketiga, fakta atau kenyataan.
Berdasarkan hal tersebut, isi dari teks eksplanasi mesti berpijak pada sesuatu yang faktual dan penjelasannya mengacu pada prinsip-prinsip ilmiah. Bukan hal-hal yang imajinatif, opini tanpa dasar, dan penjelasan yang isinya hanya pendapat pribadi semata.
Oleh karena itu, umumnya jenis tulisan teks eksplanasi di tulis oleh orang yang memiliki kepakaran dalam melihat suatu masalah. Kalaupun ditulis orang yang awam, ia menjadikan teori dari para ahli sebagai acuan dalam membahas isinya. Bukan semata ditulis atas dasar keawamannya.


Struktur Teks Eksplanasi

Sebagaimana teks-teks yang lain pada umumnya, teks eksplanasi juga memiliki struktur. Fungsi struktur dalam sebuah teks adalah untuk membuat teks lebih kuat dan berkarakter ketika menyampaikan pesannya. Adapun struktur dari teks eksplanasi antara lain:

1. Identifikasi Fenomena atau Pernyataan Umum

Bagian awal dari teks ini biasanya berisi identifikasi dari fenomena yang hendak diangkat. Identifikasi disini maksudnya adalah proses yang membantu pembaca untuk mengenali peristiwa yang akan dibahas dalam bagian-bagian selanjutnya.Identifikasi ini bermanfaat agar pembaca memahami konteks pembahasan.  
Misalnya, ketika hendak membuat teks eksplanasi tentang gempa bumi, maka bagian awal yang bisa dijelaskan adalah definisi gempa bumi atau contoh peristiwa gempa bumi yang hendak di ungkap prosesnya.
Berikut contoh identifikasi fenomena tentang topik Gempa Bumi:

Gempa bumi adalah peristiwa yang mengeringkan. Baru-baru ini, pada 32 Agustus 2020, sebagaimana diberitakan Harian Tompo, Gempa bumi terjadi di Bikini Bottom. Puluhan rumah mengalami kerusakan parah. Termasuk, rumah nanas yang ikonik milik spongebo, rumah batu milik Patrcik, dan cafe Krusty Krab yang megah. Gempa ini berkekuatan 12,0 skalarichter dan menewaskan 100 warga.

2. Proses Kejadian atau Deretan Penjelas

Setelah identifikasi, bagian selanjutnya dari teks ini adalah mengungkapkan proses kejadian. Dengan kata lain, menjawab pertanyaan tentang bagaimana peristiwa atau fenomena itu dapat terjadi?
Dalam menjelaskan proses kejadian ini, terdapat dua cara yang lazim digunakan.
  • Dengan  menjelaskan secara kronologis (berurutan berdasarkan tahapan waktu)
  • Dengan menjelaskan sebab menuju akibat atau akibat menuju sebab

Kedua hal ini akan dijelaskan lebih dalam di bagian bawah.Sebelumnya, berikut saya sajikan dulu contoh dari penjelasan mengenai proses kejadian. Dalam contoh ini, saya menggunakan cara kronologis.
Saksi gempa, Karen Paula, yang merupakan istri dari Walikot Bikini Bottom, Plankton Armstrong menuturkan bahwa warga tak menemukan tanda apa-apa. Mereka beraktivitas normal sebagaimana hari biasanya.

Namun, sekitar pukul 06.15, ada sedikit goncangan yang hanya dirasakan oleh sedikit orang. Banyak orang yang mengira itu sesuatu yang norma karena gempa pertama itu tak menghancurkan apa-apa. Lantas mereka melanjutkan kembali aktivitasnya. Akan tetapi, tak disangka jika sekitar 15 menit setelahnya terjadi gempa susulan yang mengangetkan semuanya.

Warga berlarian dan berlindung di Rumah Nanas milik Spongebob Marley yang dikenal kokoh bangunannya. Namun, nyatanya tetap tak kuat menahan gempa yang dahsyart tersebut. Rumah tersebut hancur dan seluruh orang yang berlindung tewas kecuali Spongebob yang kebetulan sedang liburan ke Kota Cijengkol

Walikota Bikin Bottom, Plankton Armstrong menjelaskan bahwa hasil dari evakuasi timnya setelah terjadi gempa, ada 100 orang tewas, 900 luka-luka, dan 1000 bangunan hancur. Total kerugian di taksir mencapai jutaan sen. Menurut Shandy Cheeks, Kepala BMKG setempat, Gempa terjadi akibat patahan yang terjadi di lempeng yang memisahkan antara Bikini Bottom dan Surabaya.

3. Ulasan atau Interpretasi

Bagian yang ketiga merupakan bagian yang diperuntukan untuk memberikan kesempatan bagi penulis teks dalam memaknai peristiwa yang terjadi. Sehingga isinya cenderung pendapat pribadi yang didasarkan fakta-fakta yang di ungkap dalam bagian struktur yang kedua.
Contoh dari ulasan atau interpretasi ini sebagai berikut:

Peristiwa gempa yang terjadi di Bikini Bottom tentu mengetuk pintu nurani kita semua. Selain kita dituntut untuk peduli dan membantu sesama, kita juga mesti menyadari bahwa bencana eperti gempa bisa datang kapan saja sesuai kehendaknya. Oleh karena itu, kita harus selalu menyiapkan diri dengan menjaga ketaatan kepada sang Maha Kuasa dan berusaha menjauhi larangan-Nya

Ciri-Ciri Tek Eksplanasi

Terdapat karakteristik khusus yang adalam teks eksplanasi dan menjadi ciri yang membedakannya dengan teks lainnya. Pemahaman tentang hal ini penting bagi anda untuk dapat menguatkan pemahaman anda tentang teks yang satu ini.
  

1. Faktual

Faktual berarti sesuai kenyataan. Dasar dalam penulis teks eksplanasi mestilah didasarkan pada peristiawa yang benar-benar terjadi. Contoh di atas yang Saya tulis itu memang bukan sesuatu yang faktual dan sebaiknya tidak ditiru. Itu hanya contoh saja untuk memudahkan pemahaman anda.
Jika anda adalah orang yang hadir langsung menyaksikan peristiwa tersebut, anda bisa jadikan akal dan pancaindera sebagai dasar faktualnya. Namun, jika anda tidak langsung menyaksikan, maka anda perlu menjadikan pihak lain sebagai rujukan peristiwa. Seperti melalui media massa yang terpercaya.

2. Logis

Penjelasan yang dituliskan dalam teks ini juga logis. Logis adalah masuk akal dan dapat dimengerti. Baik dari kornologisnya maupun sebab akibatnya.
Untuk itulah, tidak bisa sembarang orang menjelaskan suatu peristiwa. Akan tetapi, hanya mereka yang punya kapasitas dalam menilai suatu fenomena saja yang dapat menjelaskan. Ketika gempa, maka rujukannya adalah ahli gempa, pejabat setempat, atau warga yang menyaksikan langsung gempa terjadi. Bukan dukun yang menerawang dari jauh atau orang gila.

3. Objektif

Objektif adalah lawan dari subjektif. Dalam konteks teks yang sedang kita bahas ini, penjelasan yang objektif adalah penjelasan yang bukan hanya sekedar opini atau pandangan penulis secara pribadi saja. Akan tetapi, setiap ungkapan yang disampaikan penulis teks mesti juga di dukung dengan data-data, teori, fakta, dan berbagai hal yang sifatnya dapat divalidasi atau dicek kebenarannya.
Ruang untuk mengekspresikan pendapat pribadi dalam teks ini sangat sempit dan terbatas. Paling, hanya ada dibagian ulasan atau interpretasi.

4. Informatif

Sesuai namanya, eksplanasi berasal dari kata explain. Tujuan pembuatannya semata-mata untuk menjelaskan atau memperjelas sesuatu. Dengan demikian, isinya tentu lebih banyak informasi ketimbang pendapat pribadi. Berbeda misalnya dengan teks eksposisi yang memiliki kecendrungan untuk mempengaruhi pembacanya dengan pendapatnya.
Maka dapat dipastikan jika komposisi isi teks eksplanasi lebih banyak berkisah tentang data, fakta, teori, penjelasan ilmiah, dan sebagainya. Sehingga diharapkan orang yang membacanya bertambah pengetahuannya dan berkata “Oh.”

Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Sebagaimana teks-teks lainnya, ada juga kaidah kebahasaan dalam teks ekplanasi. Patut diketahui, bahwa setiap teks memiliki gaya pengungkapan dalam ekspresi bahasa yang berbeda-beda. Ada karakteristik cara berbahasa tertentu yang mungkin ditemukan dalam masing-masing teks.

1. Menggunakan kata kerja definisi

Kata kerja definisi sering disebut juga kata kopula. Yakni kata yang fungsinya menghubungkan subjek dengan komplemen (pelengkap). Baik komplemen yang berbentuk frasa maupun yang bentuknya kalimat.
Contohnya adalah kata merupakan dan adalah. Kedua kata ini lazim digunakan untuk menjelaskan definisi dari sebuah subjek. Misalnya dalam kalimat ‘Gempa adalah peristiwa yang langka terjadi’ atau ‘Bucin merupakan fenomena anak muda zaman sekarang’ dan sejenisnya.

2. Menggunakan kata ganti benda

Kata ganti benda adalah kata yang memiliki fungsi untuk menggantikan kata benda. Misalnya ini,itu, dan tersebut.
Coba perhatikan dua kalimat ini:
Penyakit scabies adalah penyakit yang mengganggu manusia. Gejala dari penyakit ini ditandai dengan rasa gatal yang hebat.
Kata ini dalam kalimat diatas berfungsi menggantikan kata scabies. Sehingga dalam kalimat yang kedua, kata penyakit ini maksudnya adalah penyakit scabies.

3. Menggunakan kata istilah

Kata istilah adalah kata yang memiliki konsep tertentu dan dapat dijelaskan secara makna istilah. Misalnya kata gempa, tsunami, inflasi, resesi, dan sebagainya.
Bisanya, kata-kata semacam ini menjadi topik dalam pembahasan keilmuan di bidang-bidang tertentu. Setiap bidang kehidupan biasanya memiliki kata istilah tersendiri.

4. Menggunakan konjungsi kausalitas

Konjungsi kausalitas adalah konjungsi yang berfungsi untuk menghubungan antara sebab dan akibat. Contoh dari konjungsi ini antara lain sebab, karena, oleh karena itu, oleh sebab itu, dan sehingga.
Catatan : konjungsi ini akan banyak sekali muncul manakala dalam pola penjelasan proses kejadiannya menggunakan pola sebab akibat.

5. Menggunakan konjungsi kronologis

Konjungsi kronologis adalah konjungsi yang gunanya untuk menyatakan hubungan waktu. Baik dalam alur pengisahan maju maupun mundur. Contohnya, kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya, dan sebelumnya.
Catatan: konjungsi  ini dapat ditemukan dan digunakan manakala pola penjelasan proses kejadian yang digunakan penulis adalah pola kronologis.

6. Menggunakan keterangan waktu

Keterangan waktu adalah kata atau frasa yang dalam kalimat fungsinya menjelaskan waktu tertentu. Ciri kebahasaan ini juga akan banyak muncul manakala pola yang digunakan adalah kronologis.
Contohnya adalah pada pagi hari, bulan lalu, ketika malam tiba, menjelang bulan Agustus, dan sebagainya. Waktu sendiri dapat menunjukan menit, jam, hari, bulan, tahun, dan banyak lagi.

Pola Pengembangan Teks Eksplanasi

Sebagaimana sudah sedikit disinggung, pola pengembangan teks eksplanasi ada dua cara.

1. Pola pengembangan sebab akibat

Pola pengembangan sebab akibat adalah pola yang menjadikan sebab dan akibat sebagai gagasan umum dan gagasan penjelasannya.
Anda bisa memilih dua opsi. Apakah menjadikan sebab sebagai gagasan utamanya dan akibat sebagai gagasan penjelasannya, atau menjadikan akibat sebagai gagasan utama dan sebab menjadi gagasan penjelasnya. Pola semacam ini dapat juga disebut pola proses kausalitas.

Contoh pola pengembangan sebab akibat:

Maried by Accident atau Menikah Karena Kecelakaan (Hamil Diluar Nikah) telah mengakibatkan banyak anak putus sekolah. Mereka yang putus sekolah ini akhirnya hanya mendapatkan pendidikan yang rendah dan karirnya terhambat.

Fenomena ini terjadi akibat tidak terkendalinya pergaulan bebas di kalangan anak sekolah. Alih-alih belajar dengan tekun dan serius, kesibukan yang dilakukan oleh para pelajar justru pacaran. Data yang dihimpun oleh Komisi Pengawasan Anak Nasional, 95% anak Indonesia pernah pacaran. Sedangkan 75% diantaranya masih memiliki pacar.

Contoh di atas adalah contoh yang dimulai dari akibat baru berbicara sebab. Paragraf pertama merupakan gagasan utama karena berbicara topik yang hendak dibahas secara umum. Sedangkan paragraf kedua adalah gagasan penjelas yang isinya merinci penyebab terjadinya fenomena married by accident.

2. Pola pengembangan kronologis

Pola pengembangan kronologis atau disebut juga proses adalah cara menjelaskan suatu peristiwa dengan mengurutkan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
Dalam menyusun sebuah proses, ada langkah-langkah yang mesti diperhatikan.
  • Mengetahui perincian secara menyeluruh.
  • Membagi proses tersebut menurut tahapan kejadian.
  • Menjelaskan setiap urutan ke dalam detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat prosesnya dengan jelas.

Contoh pola pengembangan kronologis:

Peristiwa percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh Pemuda bernama Jancu itu berawal dari cinta yang terus menerus ditolak. Menurut kabar dari sahabat Jancu yang bernama Kuple, Jancu telah ditolak cintanya sebanyak lima kali oleh Dewi. Hal itu menyebabkan Jancu sakit hati. 

Setelah itu, Jancu sempat curhat kepada Kuple bahwa ia akan bunuh diri. Namun, ia tak tahu caranya. Kuple tentu saja kaget. Ia lantas mengingatkan Jancu agar tidak melakukan hal tersebut.Mengingat hal tersebut dilarang agama dan jelas akan membuat orangtua Jancu kelak akan sedih. 

Menurut Kuple, Jancu saat itu mengiyakan dan mengurungkan niatnya. Ia pun mengajak Jancu datang ke Psikiater untuk membicarakan masalahnya. “Saya mengajaknya ke psikiater agar ia lebih tenang. Saya khawatir jika ia benar-benar bunuh diri,” kata Kuple sebagaimana dikutip Harian Mentari (20/11)

Nah, demikianlah penjelasan tentang teks eksplanasi. Mudah-mudahan cukup lengkap untuk anda jadikan referensi. 

Tinggalkan komentar