Teks Anekdot menjadi teks yang dibahas pada bab ketiga kelas 10 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Teks ini cukup menarik dan menyenangkan untuk dibahas dan diambil pelajarannya bersama para siswa.
Hanya saja, Anda perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan teks ini secara menyeluruh. Untuk itu, dalam kesempatan kali ini Kita akan membahas lebih jauh tentang ha-hal seputar teks Anekdot ini. Semoga bermanfaat ya.
Materi Teks Anekdot
Pengertian
Teks anekdot adalah teks yang berisi cerita singkat namun menarik karena memiliki efek lucu dan menyenangkan. Hanya saja, di dalam kelucuan teks ini terdapat unsur kritik yang halus.
Umumnya teks anekdot ditulis dengan mendasarkan pada peristiwa nyata yang memang benar-benar terjadi di kehidupan manusia, kemudian diberi rekaan oleh pembuatnya sehingga memiliki muatan lucu dan menyimpan kritik dibalik ceritanya.
Perbedaan Teks Anekdot dan Humor (Cerita Lucu)
Banyak orang yang gagal paham dan menyamakan kedua teks ini. Padahal, antara teks anekdot dan humor memiliki perbedaan yang jelas dan mudah untuk dipahami.
Untuk membantu pemahaman Anda, berikut ini perbedaan keduanya:
- Secara ide cerita humor kental dengan rekaan, sedangkan anekdot umumnya berasal dari hal yang nyata (meski tetap ada rekaan)
- Secara isi yang kedua, humor hanya berupa cerita lucu biasa yang berangkat dari kehidupan sehari-hari, sedangkan anekdot memiliki muatan kritik atau sindiran di dalamnya. Biasanya isinya membahas masalah yang menyangkut urusan banyak orang.
- Secara fungsi komunikasi, fungsi humor lebih untuk sekedar hiburan, sedangkan anekdot fungsinya bukan sekedar hiburan, namun juga ada fungsi kritik atau sindiran kepada orang, peristiwa, atau fenomena yang perlu dikritisi
Struktur Teks Anekdot
Sebagai salah teks dengan genre cerita, teks anekdot memiliki struktur yang agak mirip-mirip dengan teks dengan genre cerita lainnya seperti teks cerpen atau teks hikayat. Berikut strukturnya:
1. Abstraksi
Bagian ini berisi penggambaran keadaan awal teks. Jelas posisinya paling awal.
2. Orientasi
Bagian pengenalan dari tokoh-tokoh yang terlibat dalm cerita.
3. Krisis
Bagian yang berisi masalah atau konflik yang terjadi dalam cerita. Baik antara satu tokoh dengan tokoh lain maupun antara batin tokoh dengan sisi lain batinnya (konflik batin)
4. Reaksi
Bagian yang berisi reaksi terhadap krisis atau konflik yang diceritakan.
5. Koda
Bagian yang berisi penutup atau pemungkas cerita.
Unsur Kebahasaan Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki struktur kebahasaan tertentu yang membedakannya dengan teks-teks yang lain. Berikut ini kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan teks anekdot.
1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Maksudnya adalah kalimat yang menunjukan bahwa yang diceritakan adalah sesuatu yang sudah terjadi. Misalnya kalimat semacam ini:
- Sejak kemarin, ia sudah tidak pernah terlihat tertawa lagi.
- Pada hari yang bersejarah itu, semua warga RT 05 terdiam melihat kepergian Ketua RT yang mereka cintai.
2. Kalimat Retoris
Maksud dari kalimat retoris adalah kalimat yang bermuatan pertanyaan namun pertanyaan tersebut tidak membutuhkan jawaban. Misalnya kalimat ini:
- Apakah kamu benar-benar tega membiarkan anakmu terlantar?
- Apa iya kamu tidak mau menikah?
3. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu
Maksudnya adalah konjungsi atau kata hubung yang menghubungan dua buah kalimat untuk menunjukan waktu tertentu. Misalnya kalimat ini:
- Aku sudah menunggu lama sejak pagi. Akhirnya, aku menyerah juga ketika malam tiba.
- Lelah rasanya setelah berlari. Setelah itu, aku memilih mencari warung untuk mencari minum..
4. Kata Kerja Aksi
Kata kerja aksi yang dimaksud adalah kata kerja yang memiliki makna perbuatan atau aksi tertentu sehingga ketika dibaca atau didengar ada kesan membayangkan suatu perbuatan. Misalnya adalah kata:
- Mendengar
- Melihat
- Berbicara
- Berlari
- Menunduk
5. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang memiliki pengaruh untuk mendorong tindakan atau reaksi dari orang yang membaca atau mendengar kalimat tersebut. Biasanya ditandai dengan adanya tanda seru (!). Misalnya adalah kalimat:
- “Tolong bukakan pintu!”
- “Mohon jangan berisik!”
Cara Menyusun Teks Anekdot
Untuk menyusun sebuah teks anekdot, perlu diperhatikan beberapa hal:
1. Menentukan Tema
Tema adalah inti pembahasan yang dibahas dalam teks anekdot. Misalnya tentang keluarga, orangtua, politik, pendidikan, korupsi, dan sebagainya.
2. Menentukan Hal yang Ingin Kritik
Kritik disini maksudnya adalah hal yang akan dikritik dalam tema yang dipilih. Misalnya, jika yang dipilih adalah tema keluarga, maka fenomena keluarga mana yang akan Anda kritik? Apakah fenomena anak durhaka? fenomena anak tak tau terimakasih? atau apa?
3. Menentukan Hal Lucu atau Humor yang Ingin Diselipkan
Setelah menetukan apa yang hendak dikritik, maka selanjutnya adalah berfikir tentang hal-hal lucu yang mungkin akan diselipkan dalam teks anekdot yang akan dibuat.
4. Menentukan Tokoh
Jika sudah memikirkan poin ketiga, selanjutnya menentukan tokoh-tokoh yang akan dilibatkan dalam teks anekdot.
5. Menentukan Kerangka Berdasarkan Struktur
Jika sudah, maka bisa membuat kerangkanya terlebih dahulu. Agar sistematis, kerangka teks anekdot dibuat dengan memperhatikan strukturnya yang terdiri dari lima poin.
6. Menentukan Alur
Alur cerita mesti juga diperhatikan. Bagaimana teks anekdot akan dikisahkan? apakah dengan alur maju? alur mundur? atau bagaimana?
7. Menentukan pola penyajian
Ketika enam poin sebelumnya jelas, selanjutnya adalah memutuskan bagaimana Anda akan menyajikannya? Apakah dengan pola narasi? atau melalui dialog?
8. Mulai Menyusun
Jika semua tahap sudah dilalui, mulailah menyusun teks anekdot dengan kreatifitas yang dimiliki.
Nah, demikianlah pembahasan materi teks anekdot mulai dari pengertian, struktur, unsur kebahasaan, perbedaan dengan humor, serta cara menyusunnya. Semoga bermanfaat.
Sumber:
Buku Siswa Bahasa Indonsia K-13 Revisi Kelas X terbitan Kemendikbud