Salah satu cara yang dapat membuat anak merasa nyaman ada di dalam lingkungan keluarganya, adalah ketika mereka merasa dihargai sebagai seorang manusia. Bahkan itu sesungguhnya adalah salah satu hak anak.
Sebaliknya, ketika itu tidak dirasakan anak, maka ia akan merasa tidak betah dan lebih senang berada dilingkungan lain.
Lantas, bagaimana caranya menghargai anak? Berikut ini saya sajikan 5 hal yang dapat dilakukan berdasarkan apa yang juga pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dan dikisahkan dalam kitab-Nya.
1. Memberikan salam kepada anak ketika berjumpa
Ucapan salam adalah sesuatu yang sangat sederhana. Melafalkannya hanya beberapa detik saja. Energi yang dikeluarkan juga sedikit.
Namun tahukah anda? Pengaruh ungkapan ini sangat luar biasa karena darinya tersebar cinta dan kasih antar sesama manusia. Termasuk, kepada anak anda tentunya.
“Maukah kalian aku beritahu sesuatu, yang jika kalian lakukan akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!” begitulah salah satu sabda Nabi Saw.
Jika anak anda terbiasa mendapatkan salam dari orangtuanya, tentu saja mereka akan merasa keberadaannya berharga, dikasihi, dan dicintai. Pastinya nyaman sekali jika berada di rumah yang penuh dengan suasana mengasihi dan mencintai.
Maka dari itu, ajarkanlah anak-anak anda menyampaikan dan menjawab salam sejak dini ketika saling bertemu. Sampai akhirnya itu semua menjadi kebiasaan yang sulit dilepaskan dari kesehariannya.
Agar bernilai pahala yang lebih, ungkapan yang dianjurkan adalah Assalamualaikum wa rahmatullahi waba rakaatuh. Adapun selamat pagi, selamat malam, selamat sore, mungkin saja ada efek cinta-kasih yang ditimbulkan, namun jelas nilai pahala disisi Allah Swt-nya yang berbeda.
2. Meminta izin kepadanya ketika hendak mengambil barang miliknya.
Bentuk penghargaan yang lain adalah dengan menyampaikan permintaan persetujuan kepadanya ketika anda hendak menggunakan benda yang berada dalam ‘kepemilikannya’. Ya, semua juga tau sih, apa yang jadi milik anak itu memang anda yang berikan. Itu didapat dari kerja keras dan peluh keringat.
Namun, agar anak tetap merasa dihargai, maka perlu untuk tetap meminta izin jika seandainya anda ingin menggunakan barang tersebut. Meskipun itu sesuatu yang kecil dan sederhana. Seperti segelas minuman berharga 500 perak atau pensil seribuan sekalipun.
Rasul Saw juga pernah mencontohkan hal ini. Dalam sebuah riwayat yang dikeluarkan Imam Bukhori dan Muslim, diceritakan bahwa suatu ketika Beliau pernah diberi minuman. Beliaupun meminumnya. Di samping kanannya ada seorang anak kecil, sedangkan disamping kirinya ada orang-orang yang dewasa. Lantas Nabi berkata pada sang anak, “Apakah kau mengizinkanku memberi mereka?” Anak itupun menjawab tidak dan beiau memberikan minuman itu kepada anak kecil itu.
Nah, itu hanya untuk urusan air minum. Apalagi jadinya jika hal-hal kesayangan anak, yang mereka suka pakai-pakai kemana-mana, banggakan, dan menemani kesehariannya. Tentu itu lebih-lebih lagi.
3. Mengajaknya bermusywarah dalam hal yang dapat dicernanya
Memang betul, kemampuan berpikir manusia itu baru sempurna pada umumnya tatkala mencapai masa baligh. Kira-kira belasan tahun.
Meskipun demikian, bukan berarti yang masih kecil itu tak bisa diajak berpikir. Bisa kok. Seiring usianya bertambah, kemampuan anak dalam mencerna sesuatu juga bertambah.
Nah, ketika anda bisa menilai anak anda mampu mencerna satu atau beberapa persoalan, ajaklah anak anda melakukan musyawarah dalam perkara-perkara yang anda pandang demikian. Misalnya, ketika menentukan mau jalan-jalan kemana, mau membeli hewan peliharaan yang bagaimana, dan sebagainya.
Boleh jadi sebagai orangtua sudah bisa menebak jawabannya seperti apa. Namun, hal positif akan muncul manakala anda melibatkannya untuk terlibat dalam pembicaraan.
Dalam Quran surat al-Anbiya ayat 68-69 juga dikisahkan, bahwa Nabi Sulaeman, anak Nabi Daud turut memberikan pendapatnya manakala dihadapkan pada persoalan yang melibatkan keduanya soal tanaman mereka yang dirusak oleh kambing-kambing yang dimiliki kaumnya.
4. Mendoakan anak ketika bersin
Mengucapkan doa ketika ada yang bersin, sebetulnya itu perintah kepada sesama muslim. Haditsnya jelas, “Bila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya mengucapkan Alhamdulillah. Dan hendaknya saudaranya atau temannya mengucapkan yarhamukallah. Dan jika ia mengucapkan yarhamukallah, maka ucapkanlah yahdikumullah wa yushlih balakum”
Nah, tentu saja alangkah lebih bagus jika kita membiasakan ini dilingkungan keluarga. Termasuk, mencontohkan dan mepraktekannya kepada anak. Mereka juga pastinya akan merasa dihargai jika bersin saja dibalas dengan doa.
Tentu yang penting digaris bawahi, perintah mendoakan yang bersin itu berlaku jika seketika selesai bersin keluar lafadz hamdallah dari mulutnya. Jika tidak demikian, maka ada perintah membalasnya dengan doa.
5. Jika anda mengambil sesuatu darinya yang dia sangka itu haknya, maka jelaskan alasan anda mengambilnya
Anak karena ketidaktahuan dan kepolosannya, berpotensi menganggap apa yang bukan haknya adalah miliknya. Ini sesuatu yang sangat wajar, karena ia masih kecil dan polos. Tak perlu marah-marah apalagi membentaknya.
Yang perlu anda lakukan hanya mengambilnya saja dari tangannya. Hanya saja, agar mereka merasa dihargai, anda perlu menjelaskan alasan mengapa itu dilakukan. Tak bisa sekedar diambil tanpa penjelasan yang dimengertinya. Ini pasti membuatnya kesal.
Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhori, dikisahkan bahwa Rasulullah Saw dititipi sedekah kurma oleh suatu kaum. Kemudian kedua cucunya, Hasan dan Husain bermain-main dengan kurma tersebut hingga kemudian salah satu diantara mereka menelannya. Mengetahui hal tersebut, Nabi merogoh kembali kurma yang ditelan oleh Hasan sambil berkata, “Apakah engkau tidak tahu, bahwa keluarga Muhammad tidak boleh makan sedekah?”
Begitulah cara Baginda Saw dalam mengingatkan anak-anaknya soal mana yang hak dan yang bukan. Jangan sampai orangtua membiarkan anaknya terbiasa menggunakan apa yang bukan menjadi kewenangannya. Namun ambil dan ingatkan dengan cara yang ahsan.
Nah, demikianlah sedikit penjelasan mengenai cara menghargai anak. Kesimpulannya, itu adalah salah satu hak anak. Sebagai orangtua, kita wajib berusaha mengupayakan agar dapat terpenuhi.**