Tahap Belajar Menurut Ulama


Matapendidikan.com,-Dalam mempelajari ilmu, bukan hanya ilmunya saja yang penting dan harus diperhatikan. Namun, harus diperhatikan juga bagaimana tahapan belajar. Dengan memahami tahapan belajar yang benar, maka proses menuntut ilmu juga akan lebih mudah berjalan.


Untuk mengetahui tahapan belajar yang benar, tentu saja kita harus mencari tahu dari orang yang sudah terkategori menjadi ahli ilmu. Yakni orang-orang terpelajar yang sudah membuktikan bahwa proses belajar yang mereka tempuh telah terbukti berhasil.

Ada salah seorang ulama yang membagikan tips tentang tahap belajar yang benar, salah satunya adalah Imam Sufyan Ats-Tsauri, salah seorang ulama hadits yang juga ahli dalam berbagai bidang termasuk fikih. Ia hidup dari tahun 716 sampai 778 masehi dan menorehkan prestasi luar biasa dalam keilmuan islam.

Dalam kitabberjudul Manaqib al-Imam al-Azham, disebutkan pesan beliau, “Tahapan awal menimba ilmu adalah diam. Yang kedua adalah mendengarkan dan menghafalkannya. Yang ketika mengamalkannya. Yang keempat yaitu menyebarkan dan mengajarkannya.”

Mari kita bahas satu persatu, bagaimana relevansi tahap belajar dalam rangka menimba ilmu itu sesungguhnya masih ada dan dapat dipraktekan hari ini.

Tahapan Diam


Diam adalah sikap semestinya yang mesti dilakukan oleh para penuntut ilmu sebelum ilmu itu diperdengarkan dan disampaikan kepadanya.

Anda bisa bayangkan, bagaimana mungkin ilmu masuk sementara anda mendengarkannya sambil loncat-loncat, sambil senam, atau sambil jungkir balik.

Makanya sangat relevan apa yang biasa dilakukan guru di depan kelas ketika hendak memulai pelajaran, yakni dengan memastikan siapa saja yang ada di kelas diam terlebih dahulu.
Mau diam adalah tahap yang paling awal sebelum ilmu-ilmu itu dapat masuk.

Diam disini juga tentu bukan hanya diam dalam artian fisik. Hati dan pikiran juga tentunya harus dalam mode diam. Pikiran dan kekalutan yang muncul dari luar ruangan tempat belajar jangan dibawa-bawa.

Tahapan Mendengarkan dan Menghafalkan


Setelah diam, tahapan yang mesti dilalui selanjutnya adalah mendengarkan dan menghafalkan.
Mendengarkan dan menghafalkan ini terkesan sederhana, namun bagi sebagian orang mungkin itu sesuatu yang rumit.

Kegiatan mendengarkan orang lain, adalah sesuatu yang biasanya berat bagi orang yang dalam hatinya ada sombong. Merasa sudah berilmu dan lebih tinggi derajatnya dari penyampai ilmu.

Untuk memiliki kerelaan hati dalam mendengarkan orang lain menyampaikan ilmu, yang perlu dimiliki adalah sikap tawadhu, rendah hati. Sikap ini akan membuka jalan bagi hati untuk mau terbuka mendengarkan orang lain.

Ingat selalu pesan Imam Ali bin Abi Thalib yang terkenal. Lihat apa yang disampaikan, jangan lihat siapa yang menyampaikannya.

Ilmu bisa datang darimana saja. Namun, membutuhkan kerendahan hati untuk mau menerima dan mendengarkannya.

Ilmu  yang diperdengarkan juga perlu sekalian dihafal. Terutama, ilmu-ilmu yang berkaitan dengan istilah atau definisi yang menjadi dasar bagi pemahaman pembelajar di tahap-tahap selanjutnya.

Tahap Mengamalkannya


Ada ungkapan terkenal, ilmu itu sebelum berkata dan berbuat. Makna terbaliknya, setelah berilmu, maka yang dilakukan adalah mewujudkannya dalam bentuk perkataan atau perbuatan.

Dalam Islam, ilmu itu berhubungan dengan amal. Ilmu yang tidak diamalkan akan menjadikan pelakunya orang yang merugi. Ibarat pohon, ia lebat namun tak berbuah. Tak ada gunanya bukan?
Maka dari itu, ilmu jangan dibiarkan mengendap tanpa diaplikasikan. Jika demikian, maka ilmu itu akan mudah hilang.

Sebaliknya, apabila ilmu itu diaplikasikan dalam bentuk perkataan dan perbuatan, maka ia akan membuatnya semakin terikat dengan seorang pembelajar.

Ingatkanlah para pelajar, bahwa ilmu bukan buat ditumpuk-tumpuk saja seperti dokumen-dokumen. Ilmu yang telah didapat, harus juga diamalkan.

Tahap Menyebarkan Dan Mengajarkannya


Inilah ujung dari tahap yang dilakukan seorang pembelajar yang menimba ilmu. Tahap belajar yang  terakhir adalah menyebarkan dan mengajarkan ilmu.

Dalam Islam, ilmu itu bukan sesuatu yang ada untuk dimiliki sendiri. Namun, ilmu itu harus dibagi dan disebar luaskan.

Makanya dalam agama, ada beberapa istilah yang berhubungan dengan kegiatan menyebarkan ilmu dan mengajarkannya ini. Seperti istilah dakwah, tabligh, dan sebagainya.
Bahkan, bukan hanya ada. Namun, kegiatan menyebarkan dan mengajarkan ilmu juga merupakan kewajiban jika anda seorang muslim.

Tentu, tak sembarang orang bisa melakukan ini. Karena ini adalah tahapan keempat, maka sebelum melakukannya, pastikan juga anda telah melalui tiga tahapan sebelumnya.**

Tinggalkan komentar